Entri Populer

Minggu, 14 Juni 2009

Hati-hati SMS

SMS Yang Disingkat
Percayalah, bahasa SMS yang disingkat-singkat dengan absurd itu adalah salah satu bahasa paling berbahaya sepanjang sejarah umat manusia. Mungkin harus dibikin sebuah penelitian untuk penyelidikan apakah benar segala rupa perang-perangan yang terjadi di muka bumi ini disebabkan oleh kesalahpahaman gara-gara bahasa 'sableng' ini. Niatnya romantis-romantisan, malah berasa ngajak bunuh-bunuhan... mangkanya ati-ati kalau nulis...
Sekarang coba apa yang ada di pikiran anda kalau menerima SMS yang bunyinya seperti ini:
5Yg, Km l6 dmn? Km M5H N6R454 mrh? J6n mrh dOn6 kM... KL mRh-mrh nt cPt Tw. B5k km Mw 1kt 4k BlK smp k Rmh skt 6? Kt j3ngUK p4k D053n y6 L6 5kt 1Tu. trs dr 5tu km cbt 4j sMp l65 K rMhMu, k4n uDah d3ket. Ba1k k4n 4k? pkny km j6n Mrh mlUlu 4J KRjny, nt jd s5k Np5 ky 0p4-0P4 :p
Arti satu: Sayang, kamu lagi di mana? Kamu masih ngrasa marah? Jangan marah dong kamu... Kalo marah-marah ntar cepet tua.. Besok kamu mau ikut aku balik sampe ke rumah sakit ga? Kita jenguk pak dosen yang lagi sakit itu. Terus dari situ kamu cabut aja sampe langsung ke rumahmu, kan udah deket. Baik kan aku? Pokoknya kamu jangan marah melulu aja kerjanya, ntar jadi sesak napas kayak opa-opa :p
Arti dua: Sayang kamu lagi demen? Kamu masih ngrasa murah? Jagoan murah dong kamu... Kalo murah-murah ntar copot tau. Busuk kamu mau ikat aku balok sampe ke rumah sakit ga? Kita jenguk pak dosen yang lagi sakit itu. Trus dari situ kamu cubit aja sampe langsing ke rumahmu, kan udah deket. Baik kan aku? Pokoknya kamu jagoan murah melulu aja kerjanya, ntar jadi sasak napsu kayak opa-opa :p
Bhahahah... beda banget kan artinya? Coba bayangkan kalo yang lagi SMS-SMS an itu adalah dua pemimpin dunia yang lagi bertikai... alamat perang dunia

Memang Abu Nawas

Kecerdikan Abu Nawas
Pada suatu hari Sultan merasa sungguh “boring n beteabis”, jadi dia Tanya Bendahara, “Bendahara, siapa orangyang paling pandai saat ini?”“Abunawas” jawab Bendahara. Sultan pun manggilAbunawas n baginda bertitah : “Kalau kamu pandai,cobabuat satu cerita seratus kata tapi setiap kata mestidimulai dengan huruf ‘J’.
Terperanjat Abunawas, tapi setelah berfikir, diapunmulai bercerita:
Jeng Juminten janda judes, jelek jerawatan, jarijempolnya jorok. Jeng juminten jajal jualan jamujarak jauh Jogya-Jakarta. Jamu jagoannya: jamu jahe.“Jamu-jamuuu. .., jamu jahe-jamu jaheee…!”Juminten jerit-jerit jajakan jamunya, jelajahi jalanan.
Jariknya jatuh, Juminten jatuh jumpalitan. JengJuminten jerit-jerit: “Jarikku jatuh, jarikkujatuh…”. Juminten jengkel, jualan jamunyajungkir-jungkiran, jadi jemu juga.
Juminten jumpa Jack, jejaka Jawa jomblo, juraganjengkol, jantan, juara judo. Jantungnya JengJuminten janda judes jadi jedag-jedug. Juminten janji jerajualan jamu, jadi julietnya Jack.
*Jeringatan : Jangan joba-joba jikin jerita jayakjini jagi ja…!!! JUSAH…!!!*

Abu Nawas

Membalas Kelakuan Raja
Kisah ini disadur bebas dari buku Abu Nawas yang saya beli di Masjid Agung Rangkasbitung, Lebak, Rabu 4 Oktober 2006 lalu, usai salat zuhur. Buku ini sangat lumayan karena mengupas kepintaran, kecerdasan, kekonyolan, kegilaan dan kearifan seorang Abu Nawas. Tokoh yang hidup semasa Khalifah Harun Al Rasyid ini sangat pintar berkelit dari masalah-masalah yang dihadapinya. Kadang-kadang dengan cara aneh dan penuh humor, tapi kadang-kadang nakal dan “keterlaluan”. Salah satunya kisah berikut:
Suatu hari khalifah Harus Al Rasyid tiba-tiba menyuruh tentara membongkar rumah Abu Nawas. penyebabnya, khalifah bermimpi di bawah rumah itu ada timbungan emas sangat banyak. Tanpa izin dari empunya rumah, tentara langsung menggali tanah. Namun meski sudah dalam, emas yang dikira ada itu ternyata tak juga diketemukan. Lantas para tentara itu pulang dan menimbulkkan kerusakan di rumah Abu Nawas.
Tentu saja Abu Nawas sangat geram diperlakukan demikian. Apalagi tak ada kata maaf dari khalifah. namun untuk membalas pun, Abu Nawas tak bisa secara langsung. Berhari-hari dia berpikir. Akhirnya pada hari ketujuh, muka Abu Nawas yang sejak pembongkaran rumahnya itu kecut, langsung berubah berseri-seri.
Segera dia menghadap ke istana. Khalifah pun mau menerima karena sudah yakin Abu Nawas akan datang. Selain itu, keduanya pun kerap bertemu. Di depan khalifah, dia mengutarakan maksud kedatangannya.
“Paduka, saya dan istri saya merasa tidak nyaman akhir-akhir ini,” kata dia seraya membawa wadah yang ditutup kain dan berisi lalat.
“Kenapa,” tanya khalifah.
”Setiap hari saya diganggu lalat-lalat. Saya ingin membasmi lalat dan membunuhnya tapi hamba mohon diberi ’surat kuasa” yang ditandatangani paduka.
Tanpa banyak bicara, khalifah segera menandatangani surat tersebut dan diberikan kepada Abu Nawas. Begitu yakin telah mendapat mandat, Abu Nawas pun membuka wadah yang dibawanya dan sekejap saja lalat-lalat berterbangan di ruangan khalifah.
Abu Nawas yang memang sudah mempersiapkan rencananya untuk membalas kelakuan khalifah tempo hari segera berlarian mengejar lalat-lalat tersebut. Dengan memegang tongkat kayu, dipukulah lalat-lalat yang beterbangan itu. Ketika lalat menempel di kaca, Abu Nawas pun tak ragu menghantamnya. Tentu saja kaca itu hancur. Lalat yang hingga di lampu dan perabotan pun dihajarnya walau pun tak kena, namun merusak perkakas di ruang tersebut. Bahkan tempayan kesayangan khalifah pun dia hantam hingga hancur gara-gara dihinggapi lalat.
Setelah ruangan itu berantakan, Abu Nawas pun pamit pulang dengan rasa puas karena dendamnya terbalas. Sedangkan khalifah yang menyadari kesalahannya tempo hari tak bisa berbuat apa-apa. Apalagi dia sudah memberikan surat kuasa kepada Abu Nawas.Sayangnya, buku yang saya beli cuma Rp 5000 itu tertinggal di ponpes Al Mubasyirin, Sajira Mekar, Sajira, Lebak, ketika datang memberikan ceramah tentang peranan pemuda Banten untuk mewujudkan Banten Cerdas. Untung saja, buku itu sudah saya baca seluruhnya.