Entri Populer

Senin, 22 Juni 2009

Belajar sepanjang Hayat Dalam Perspektif Islam

Konsep Belajar Sepanjang Hayat Dalam Perspektif Islam (Suatu
Analisis Psikologis).
ABSTRAK
Islam sangat memperhatikan arti pentingnya belajar, karena belajar merupakan jiwa dari ajaran Islam itu sendiri. Dengan belajar akan diperoleh berbagai ilmu, skill dan sikap sebagai bekal untuk menempuh kehidupan dunia dan akhirat. Belajar tidak dibatasi oleh usia, tempat dan waktu serta materi yang akan dipelajari, tetapi sesuai dengan fase-fase dan tugas-tugas perkembangan sejak lahir sampai akhir hayat seseorang. Karena itu sekolah bukan satu-satunya tempat dan waktu untuk belajar. Di luar sekolah masih terbuka kesempatan untuk terus belajar bagi mereka yang berkeinginan meningkatkan kualitas dirinya, terutama orang dewasa dan orang tua, maupun remaja yang terganggu pendidikan formalnya. Untuk itu diperlukan sebuah kerangka acuan dalam merumuskan hal tersebut.
Konsep belajar sepanjang dalam tesis ini merupakan salah satu alternatif untuk menjawab permasalahannya, karena adanya fase-fase perkembangan dengan tugas-tugas yang harus dilakukan dengan baik melalui aktivitas belajar, memberikan petunjuk bahwa proses belajar bagi setiap individu berlangsung sejak ia dilahirkan sampai akhir hidupnya. Konsep ini dilihat menurut pandangan Islam dan konsepsi Barat serta ditinjau dari dimensi-dimensi maupun kendala-kendala psikologisnya.
Pada gilirannya dapat ditemukan bahwa dengan analisis psikologis melalui dimensi-dimensi kebutuhan, rentangan usia, motivasi dan potensi, ternyata menawarkan dukungan yang cukup besar terhadap konsep belajar sepanjang hayat ini, meskipun juga ditemukan berbagai kendala psikologis yang menjadi hambatannya, terutama bagi orang dewasa dan orang tua. Selanjutnya implikasi dari konsep ini ialah pada program dan subyek belajarnya, sedangkan prospek masa depan dapat memberikan harapan bagi upaya mewujudkan manusia berkualitas sebagaimana dikehendaki menurut ajaran Islam. Untuk mencapai ke arah ini, implementasi secara berkesinambungan dimulai sejak di dalam keluarga, di sekolah dan di masyarakat.
Memperhatikan fenomena yang berkembang di masyarakat dalam kehidupan sehari-hari, konsep ini memiliki relevansi dan signifikansi bagi upaya peningkatan kualitas kehidupan individu, baik bidang keagamaan maupun keduniaan, dalam mengantisipasi perubahan di masa depan dengan tetap menunjukkan jati dirinya sebagai individu yang beriman dan bertakwa, apapun bidang garapan yang menjadi kecenderungannya.

Tidak ada komentar: