Entri Populer

Kamis, 03 Maret 2011

Kecerdasan Sosial

KECERDASAN SOSIAL

A. Kecerdasan Sosial
1. Pengertian Kecerdasan Sosial
Kecerdasan berkaitan dengan kemampuan seseorang untuk berinteraksi dengan orang lain. Pada saat berinteraksi dengan orang lain, seseorang harus dapat memperkirakan perasaan, temperamen, suasana hati, maksud dan keinginan teman interaksinya, kemudian memberikan respon yang layak. Hal ini juga yang mendasari kecerdasan sosial, dimana kecerdasan sosial merupakan suatu keterampilan individu dalam berinteraksi dengan orang lain. Kemudian Thorndike (dalam Goleman, 1995) menambahkan pengertian kecerdasan sosial adalah kemampuan untuk memahami dan mengatur orang untuk bertindak bijaksana dalam menjalin hubungan dengan orang lain.
Selanjutnya Alder, (2001) mengatakan bahwa karyawan yang terampil dalam kecerdasan sosial dapat menjalin hubungan dengan orang lain dengan cukup lancar, peka membaca reaksi dan pintar menangani perselisihan yang muncul. Mereka adalah jenis orang yang disukai oleh sekitarnya karena secara emosional mereka menyenangkan, mereka membuat orang lain merasa tentram, dan menimbulkan komentar secara sosial: “menyenangkan sekali bergaul dengannya”.
Kemudian Anderson, (dalam Safaria, 2005) mengungkapkan konsep kecerdasan sosial diartikan sebagai kemampuan dan keterampilan seseorang dalam menciptakan relasi, membangun relasi dan mempertahankan relasi sosialnya sehingga kedua belah pihak berada dalam situasi saling menguntungkan.
Handy, (2006) mengatakan bahwa kecerdasan sosial ialah suatu kemampuan untuk memahami dan mengelola hubungan manusia. Kemudian kecerdasan sosial itu dibentuk oleh intelektual, emosional (perasaan) dan spiritual. Dengan menggunakan asumsi sederhana, bahwa segala sesuatu pasti ada pola dan prosedurnya, maka kecerdasan intelektual adalah pertama yang harus dimiliki. Namun hal itu harus segera disusul dengan kecerdasan emosional dan spiritual. Seluruh kecerdasan ini akhirnya harus bersinergi sehingga memiliki suatu kemampuan dalam pengembangan kecerdasan sosial yang baik dalam memahami diri sendiri dan juga orang lain.
Kemudian Kecerdasan sosial yang dipaparkan oleh Goleman, (2007) sebagai hubungan interpersonal, baik atau buruk, memiliki kekuatan untuk membentuk otak kita dan mempengaruhi sel-sel tubuh yang dapat menciptakan suatu kemampuan dalam memahami orang lain, membentuk relasi dan mempertahankannya dengan baik. Hubungan antar pribadi dan interaksi sosial kita terkait dengan rancangan sosiabilitas. Kita terancang untuk sosiabilitas, untuk terus menerus terlibat dalam tarian syaraf yang menghubungkan otak kita dengan otak orang lain di sekitar kita. Reaksi kita pada orang lain dan reaksi mereka terhadap kita memiliki dampak biologis yang mendalam, dengan mengirimkan sejumlah besar hormon yang mengatur segala hal. Hal inilah yang menurut Goleman menjadikan hubungan baik kita dengan orang lain, seperti vitamin yang menyehatkan, tetapi hubungan kita yang buruk dengan orang lain seperti racun.
Selanjutnya Magdalena, (2007) menjelaskan kecerdasan sosial ini biasanya di mulai dari hal–hal yang dianggap kecil atau gampang, seperti dimulai dari satuan masyarakat terkecil yakni keluarga, dan interaksi kita dengan para tetangga, sampai kepada hal–hal yang dianggap besar misalnya dalam ruang lingkup sebuah perusahaan seharusnya setiap karyawan itu memiliki kompetensi antara lain ketepatan empatik, kejujuran, keterbukaan, penyelerasan, kesederhanaan, kedamaian, kebersamaan, dan kepedulian sehingga terjadi suatu interaksi yang baik dengan orang lain.
Sebelumnya Ford (dalam Latifah, 2000) memberi definisi mengenai kecerdasan sosial yaitu tindakan yang sesuai dengan tujuan dalam konteks sosial tertentu, dengan menggunakan cara-cara yang tepat dan memberikan efek yang positif bagi perkembangan. Selanjutnya dapat dikatakan bahwa orang yang memiliki kecerdasan sosial yang tinggi mampu mengekspresikan perhatian sosial lebih banyak, lebih simpatik, lebih suka menolong dan lebih dapat mencintai.
Krasnor (dalam Denham dkk, 2003) mendefinisikan kecerdasan sosial sebagai keefektifan dalam berinteraksi, hasil dari perilaku-perilaku teratur yang memenuhi kebutuhan-kebutuhan pada masa perkembangan dalam jangka pendek maupun dalam jangka panjang dalam suatu bentuk atau dimensi evaluasi diri (self evaluation), dengan kompetensi yang dimilikinya.
Berdasarkan teori-teori yang telah diuraikan diatas maka dapat disimpulkan bahwa kecerdasan sosial sebagai hubungan interpersonal bersifat baik atau buruk, sehingga terciptanya suatu kemampuan dalam memahami dan mengelola orang lain serta keterampilan seseorang dalam membentuk relasi, membangun relasi dan mempertahankan relasi sosialnya, sehingga kedua belah pihak berada dalam situasi saling menguntungkan.
Dari beberapa teori yang menyebutkan defenisi kecerdasan sosial maka penulis mengambil teori Goleman, (2007) sebagai teori utama karena kecerdasan sosial yang dikemukakan oleh Goleman, (2007) mengungkapkan kecerdasan sosial sebagai suatu hubungan interpersonal, baik atau buruk, memiliki kekuatan untuk membentuk otak kita dan mempengaruhi sel-sel tubuh sehingga dapat menciptakan suatu kemampuan dalam memahami orang lain untuk membentuk relasi dan mempertahankannya dengan baik.

2. Komponen-Komponen Kecerdasan Sosial
Didalam menerapkan keterampilan kecerdasan sosial yang baik sangat diperlukan banyak hal yang mendukung agar mencapai interaksi yang efektif. Dengan itu Goleman, (2007) menyatakan adanya dua komponen utama dalam membangun kecerdasan sosial yang baik yaitu kesadaran sosial dan fasilitas sosial yang masing-masing komponen tersebut terdiri dari beberapa indikator, yaitu sebagai berikut :
1. Kesadaran sosial
Kesadaran sosial merujuk pada spektrum yang merentang dari secara instan merasa keadaan batiniah orang lain sampai memahami perasaan dan pikirannya, untuk ”mendapatkan” situasi sosial yang baik meliputi :
a. Empati dasar
Suatu kemampuan untuk merasakan isyarat-isyarat emosi nonverbal dengan orang lain dalam berinteraksi dengan orang lain. Dan kemampuan merasakan emosi orang lain berupa sebuah kemampuan jalan-rendah yang berlangsung cepat dan spontan atau muncul dan gagal dengan cepat dan otomatis.
b. Penyelarasan
Perhatian yang melampaui empati sesaat ke kehadiran yang bertahan untuk melancarkan hubungan yang baik, yaitu dengan menawarkan perhatian total kepada seseorang dan mendengarkan sepenuhnya, berusaha memahami orang lain lebih daripada menyampaikan maksud tertentu. Mendengarkan secara mendalam seperti itu kelihatannya merupakan kemampuan alamiah. Meskipun begitu, seperti halnya dengan dimensi-dimensi kecerdasan sosial lainnya orang bisa memperbaiki keterampilan penyelarasannya yang baik.
c. Ketepatan empatik
Ketepatan empatik dibangun di atas empati dasar namun menambahkan suatu pengertian lagi yaitu adanya suatu kemampuan untuk memahami pikiran, perasaan dan maksud orang lain dalam berinteraksi dengan orang lain sehingga tercipta interaksi yang baik dan harmonis.
d. Pengertian sosial
Pengertian sosial merupakan aspek keempat dari kesadaran sosial adalah pengetahuan tentang bagaimana dunia sosial itu sebenarnya bekerja. Orang yang memiliki kemahiran dalam proses mental ini tahu apa yang di harapkan dalam kebanyakan situasi sosial. Kemahiran sosial ini dapat di lihat pada diri mereka yang secara tepat membaca arus-arus politik dalam sebuah organisasi.
2. Fasilitas sosial
Semata-mata dengan merasakan bagaimana orang lain merasa, atau mengetahui apa yang mereka pikirkan tidak akan menjamin interaksi yang kaya, maka dari itu adanya fasilitas sosial, namun fasilitas sosial juga bertumpu pada kesadaran sosial untuk memungkinkan interaksi yang mulus dan efektif, yang meliputi :
a. Sinkroni
Berinteraksi secara mulus pada tingkat nonverbal. Sebagai landasan fasilitas sosial, sinkroni adalah batu fondasi yang menjadi landasan di bangunnya aspek-aspek lain. Kegagalan dalam sinkroni merusak kompetensi sosial, membuat interaksi menjadi tidak selaras. Sinkroni memungkinkan kita bergerak dengan anggun melalui tarian nonverbal bersama orang lain dengan tanda-tanda sinkroni mencakup rentang interaksi yang terkonsentrasi secara harmonis, dari senyuman atau mengangguk pada waktu yang tepat untuk semata-mata mengarahkan tubuh kita pada orang lain.
b. Presentasi diri
Suatu kemampuan untuk mempresentasikan atau menampilkan diri sendiri secara efektif untuk menghasilkan kesan yang di kehendaki. Salah satu hal yang di pandang penting dalam presentasi diri yaitu adanya kemampuan untuk ”mengendalikan dan menutupi ”. Orang yang mahir dalam pengendalian itu merasa percaya diri dalam segala situasi sosial, memiliki kemampuan untuk tindakan yang pada tempatnya. Mereka dengan mudah bisa tampil tenang dan penuh kendali diri.
c. Pengaruh
Adanya suatu kemampuan untuk mempengaruhi orang lain agar dapat membentuk hasil interaksi sosial yang baik. Dengan menggunakan kemampuan bicara yang hati-hati dan adanya kendali diri dan mendekati orang lain dengan perilaku profesional, tenang dan penuh perhatian.
d. Kepedulian
Kepedulian adalah kemampuan seseorang untuk berbelas kasihan, peduli akan kebutuhan orang lain dan melakukan tindakan yang sesuai dengan hal itu. Kepedulian mendorong kita untuk mengambil tanggung jawab apa yang perlu di lakukan dengan baik dan akan menimbulkan orang-orang yang prihatin, yaitu seseorang yang paling bersedia mengambil waktu dan berusaha untuk membantu seorang koleganya.
Dari penjelasan diatas dapat diketahui bahwa untuk membangun kecerdasan sosial yang baik kedua komponen diatas sangat diperlukan dan saling berhubungan. Kesadaran sosial dengan merasakan bagaimana orang lain merasa, atau mengetahui apa yang mereka pikirkan tidak akan menjamin interaksi yang kaya, maka dari itu adanya fasilitas sosial, fasilitas sosial juga bertumpu pada kesadaran sosial untuk memungkinkan interaksi yang mulus dan efektif,
Alasan penulis menggunakan komponen-komponen kecerdasan sosial yang dikemukakan oleh Goleman, (2007) sebagai alat ukur kecerdasan sosial dikarenakan komponen-komponen kecerdasan sosial yang diungkapkan oleh Goleman, (2007) membahas komponen-komponen kecerdasan sosial yang dapat dilihat pada keadaan para karyawan di PT Jasa Raharja (Persero) Banda Aceh yaitu pada saat memberikan pelayanan terhadap nasabah pengguna Jasa Raharja tersebut.

Tidak ada komentar: