Entri Populer

Jumat, 29 Oktober 2010

PEMBELAJARAN MELALUI PAKEM

Pendahuluan
PP.No.19 tahun 2005 tentang standar Nasional Pendidikan, pasal 19 ayat 1; proses pembelajaran pada satuan pendidikan yang diselengggarakan secara intensif, inspiratif, menyenangkan, menantang, dan memotivasi peserta didik untuk berpartisipasi aktif, serta memberikan ruang yang cukup bagi prakarsa, kreatifitas, dan kemandirian sesuai dengan bakat, minat dan perkembangan fisik serta psikologis peserta didik.
Menurut Jawani Malaw; dengan PAKEM pembelajaran akan semakin meningkat kreatifitas peserta didik menjadi lebih cerdas, inovatif, kreatif serta menciptakan nilai-nilai keunggulan (exellent). Senada dengan pendapat Didang Setiawan, PAKEM juga dapat menciptakan rasa percaya diri siswa didalam menerima proses pembelajaran serta dapat meningkatkan segala potensi/kompetensi yang ada yakni; Intellegent qoutient, emotional qoutient, and spritual qoutient.
Pembelajaran aktif; suatu strategi pembelajaran yang dilakukan oleh guru kepada siswa melalui berbagai metode yang bervariatif serta menjadikan siswa sebagai partner dalam segala proses pembelajaran di kelas ataupun di luar kelas.
Menurut pendapat Arif Rahman: 21, Pembelajaran aktif dan kreatif adalah upaya strategi seorang guru untuk menciptakan suasana pembelajaran yang penuh dengan nilai-nilai inovasi dan rasa tanggungjawab yang tinggi sehingga anak didik semakin cerdas dan dewasa. Pembelajaran menyenangkan telah lama dilakukan dinegara-negara yang sudah maju yakni Jepang, Malaysia. Di Jepang dan Malaysia sistem pembelajaran PAKEM yang dilaksanakan bahwa guru sebagai partner yang handal dan mampu menuntaskan segala permasalahan siswa seberat apapun tentunya anak sudah dibekali beberapa kiat-kiat untuk dapat mempertahankan hidupnya kelak.
Pembelajaran aktif, kreatif, efektif dan menyenangkan telah dikembangkan oleh Konfusius dan sejak 2400 tahun yang silam beliau menyatakan tentang:
a. yang saya dengar, saya lupa;
b. yang saya lihat, saya ingat;
c. yang saya kerjakan, saya pahami.

Saya dengar, saya lihat, saya kerjakan merupakan pembelajaran aktif yang terpatri dan efektif, oleh karena itu pembelajaran aktif (PAKEM) sangat berhasil dilakukan disekolah yang manajementnya tertata dengan baik serta pemberdayaan SDM yang handal.
Menurut John Dewey (1916), Daves (1977; 31) mengatakan: belajar menyangkut apa yang harus dikerjakan siswa untuk dirinya sendiri, serta mengembangkan inisiatif yang berasal dari siswa dan guru sangat diharapkan sebagai pembimbing dan pengarah dalam proses pembelajaran didalam dan diluar kelas.
Senada Gage and Berliner (1984: 267) juga berpendapat bahwa belajar berkaitan dengan jiwa yang sangat aktif serta untuk memperoleh informasi yang diterima, menyimpannya tanpa mengadakan transformasi menuju kearah konstruktif dan mampu merencanakan sesuatu. Di sisi lain pembelajaran aktif berorientasi pada fisik dan non fisik, keterlibatan langsung lebih banyak pembinaan dinamis, energik mampu beraksi serta memiliki kecenderungan menyebar atau berkembang dalam kehidupannnya sehari-hari.
Pembelajaran akan bermakna jika si pembelajar dapat secara aktif berinteraksi dengan lingkungan, memanipulasi objek-objek yang ada didalamnya dan mengamati pengaruh dari manipulasi objek-objek tersebut. Menganalisis pembelajaran menyenangkan tepat sekali dilaksanakan pada semua jenjang pendidikan hal ini banyak memiliki beberapa keunggulan yang sangat berpengaruh pada siswa diantaranya ialah; siswa semakin kreatif, dewasa, penuh dengan nuansa berfikir kritis serta memiliki tanggung jawab yang tinggi.
Untuk mensinergikan hal tersebut akan kita perkenalkan ciri-ciri pembelajaran menyenangkan yaitu:
 Menciptakan lingkungan yang releks, menyenangkan, tak membuat stress, aman, menarik dan tak ragu melakukan kesalahan untuk mencapai keberhasilan yang tinggi.
 Menjamin bahwa bahan pembelajaran dan metode relevan, anda ingin belajar ketika anda melihat manfaat dan pentingnya bahan pembelajaran.
 Melibatkan secara sadar semua indera dan juga pikiran otak kiri dan otak kanan.
 Menantang (challenging) bagi peserta didik untuk dapat berfikir jauh kedepan dan mengeksplorasi apa yang sedang dipelajari dengan kecerdasan yang relevan untuk memahami bahan pembelajaran di kelas.
 Mengkonsulidasikan bahan yang sedang dipelajari dengan meninjau ulang dalam periode-periode yang relaks.
 Menjamin bahwa belajar secara emosional adalah positif, yang pada umumnya hal itu terjadi ketika belajar dilakukan bersama dengan orang lain, ketika ada homur dan dorongan semangat dan waktu rehat, jeda teratur dan dukungan antusias.

Menganalisis kembali dari konsep diatas penulis sependapat bahwa memang pembelajaran menyenangkan sangat diharapkan oleh peserta didik agar mereka dalam belajar semakin semangat dan keakraban dengan guru semakin bagus serta siswa menjadikan guru sebagai partner.

Bagaimana Multiple Intellegent Dikembangkan?

Menurut Gardner (1993) ada beberapa kecerdasan yang perlu sekali dikembangkan pada dunia persekolahan yakni:
 Kecerdasan linguistik; kecerdasan yang mengarah dan mengembangkan kemampuan berbahasa yang bagus, dinamis, inovatif.
 Kecerdasan logis matematis; kemampuan berfikir siswa secara runtut maksudnya seorang siswa berfikir secara runtut dan untuk melatihnya memerlukan waktu yang lebih khusus.
 Kecerdasan musikal; bagaimana kemampuan siswa untuk menangkap dan menciptakan pola nada dan irama.
 Kecerdasan spasial; kemampuan siswa untuk membentuk imajinasi berdasarkan kenyataan atau realitas.
 Kecerdasan kinestetik-ragawi; kemampuan siswa untuk menghasilkan gerakan motorik yang halus.
 Kecerdasan intra pribadi; kemampuan siswa untuk mengenal diri sendiri atau menilai diri sendiri (self assesment).
 Kecerdasan antar pribadi; kemampuan siswa dapat memahami orang lain.

Dari pendapat Gardner dapat kita korelasikan dengan hasil kunjungan kerja Dewan Pendidikan Kota Banjarmasin pada SMP Islam Sabilal Muhtadin ternyata sudah 75 % dapat mengembangkan konsep Gardner tersebut dan hasilnya memang siswa merasa diberdayakan dengan berbagai macam kecerdasan tersebut, kemudian dilihat dari aspek kemampuan siswa dalam berbahasa arab dan inggeris kami melihat siswa pada kelas VII, VIII, IX sudah mampu menunjukkan kompetensinya terbukti ketika kami ajak ngobrol dengan menggunakan bahasa Arab dan Inggris pada saat itu dia sudah mampu bercakap-cakap dengan baik.
Kemudian kita lihat dari aspek kecerdasan musikal SMP Islam Sabilal Muhtadin juga pernah menjuarai even perlombaan nasyid se Kota Banjarmasin pada tingkat SMP dan MTs pada tahun 2006 dan mendapatkan juara terbaik 1 se Kota Banjarmasin mengalahkan MTsN Model Mulawarman. Oleh karena itu konsep atau pendapatnya Gardner perlu kita kembangkan lebih jauh untuk mencerdaskan siswa yang penuh dengan kreatifitas.

Standar Nasional Pendidikan (SNP)

Standar adalah proses mensyaratkan pelaksanaan pembelajaran pada suatu satuan pendidikan yang mendukung pencapaian standar kompetensi lulusan. Setiap satuan pendidikan harus melakukan perencanaan proses pembelajaran, pelaksanaan proses pembelajaran, penilaian hasil pembelajaran untuk terlaksananya proses pembelajaran yang efektif dan efesien.
Perencanaan proses pembelajaran meliputi; silabus dan rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) yang memuat sekurang-kurangnya tujuan pembelajaran, materi pembelajaran, metode pembelajaran, sumber belajar, dan penilaian hasil belajar. Pelaksanaan proses pembelajaran harus memperhatikan jumlah maksimum peserta didik perkelas dan beban belajar maksimal perpendidik, rasio maksimal, buku teks pelajaran setiap peserta didik dan rasio maksimal jumlah peserta didik setiap pendidik.
Pelaksanaan proses pembelajaran dilakukan dengan mengembangkan budaya membaca dan menulis (Suryadi; 27). Ada beberapa hal yang perlu diperhatikan atau dipersiapkan dalam pembelajaran yaitu:
1. Kurikulum
2. Silabus
3. Bahan pembelajaran
4. Metode pembelajaran
5. Alat Peraga/ multi media

Menurut Nana Syaodih: 34, pelaksanaan adalah merupakan proses inti pembelajaran yakni seorang guru harus memiliki :
1. Menguasai materi
2. Mampu mengelola kelas
3. Kemampuan dalam menggunakan metode yang bervariasi
4. Mampu menggunakan alat peraga
5. Ekspressi bahasa dan mampu mengkomunikasikannya
6. Motivasi .

Aspek yang perlu diperhatikan dalam proses pembelajaran yang urgen ; karakteristik peserta didik, kondisi peserta didik, ruang kelas, alat, perabot, bahan, kompetensi siswa, serta indikator keberhasilan, alokasi waktu yang digunakan.
Seirama dengan pembelajaran PAKEM yang penulis kutip pada makalah pembelajaran Didang Setiawan yakni bagaimana siswa kita berdayakan sebagai:
• Student centered (berfokus pada siswa )
• Joy full learning (pembelajaran yang menyenangkan )
• Competency based (berorientasi pada kemampuan dasar )
• Mastery learning (pembelajaran tuntas )
• Countinous learning (pembelajaran berkesinambungan )
• Contextual learning (pembelajaran nyata )
• Actual
• Energik dan dinamis.

Berdasarkan analisis kalau benar-benar dikembangkan di sekolah/madrasah maka tentunya dengan pembelajaran PAKEM siswa akan mampu belajar dengan baik dan selalu inovatif, bergairah akhirnya siswa semakin cerdas dan berkualitas.

Prinsip-Prinsip Pembelajaran PAKEM

Kalau kita akan mengembangkan prinsip-prinsip PAKEM seharusnya guru telah mempersiapkan metode yang bervariasi yang berorientasi pada probelim solving (pemecahan masalah, seminar, diskusi panel, diskusi kelompok, brain storming, penugasan, kerja kelompok, kerja mandiri).
Pemanfaatan berbagai sumber yang relevan berkenaan tentang buku pelajaran, laboraturium, alat bantu belajar dan sarana lainnya. Di sisi lain juga diharapkan adanya kompetensi yang unggul, komprehensip, keimanan dan nilai-nilai budi pekerti dan life skill. Oleh karena itu sekolah/madrasah harus memiliki manajemen yang bagus agar hal tersebut dapat terealisasikan dengan baik.
Empat pilar pendidikan yang tidak asing lagi bagi kita yaitu: learning to know, learning to do, learning to live together, and learning to be. Konsep ini perlu juga kita kombinasikan pada 3 aspek penilaian yang sering dilaksanakan di sekolah : Pengetahuan, Sikap dan Ketrampilan
Ketiga ranah ini harus dikembangkan terus dalam dunia pendidikan apalagi adanya kurikulum 2006 atau KTSP (Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan) yang sejak 2006 s.d. 2009 sudah tahap pelaksanaan yang sesungguhnya oleh pihak sekolah/madrasah.
Dalam pembelajaran untuk mencapai kompetensi harus menggunakan empat keterampilan berbahasa (four language skills) oleh karena itu dituntut guru yang profesional dan handal dalam menciptakan pembelajaran aktif, kreatif, efektif, dan menyenangkan, karena sebagian besar siswanya bertipe kinestetik. Oleh karena itu pembelajaran dengan melalui PAKEM pantas di kembangkan di sekolah/madrasah agar nantinya siswa kita menjadi cerdas, terampil, inovatif, kreatif, mampu menjawab tantangan zaman.

Kesimpulan
Belajar bekaitan denga jiwa yang sangat aktif serta untuk memperoleh informasi yang diterima, menyimpannya harus mengadakan transfromasi menuju kearah konstruktif dan mampu merencanakan sesuatu. Di sisi lain pembelajaran aktif berorientasi pada fisik dan non fisik keterlibatan langsung lebih banyak pembinaan dinamis, energik mampu beraksi serta memiliki kecenderungan konstruktif.
Pembelajaran bermakna jika si pembelajar dapat secara aktif berinteraksi dengan lingkungan dan mampu menganalisis hasil pembelajaran yang sangat berpengaruh pada siswa diantaranya ; melihat kreatifitas siswa itu sendiri, penuh dengan nilai kedewasaan, penuh dengan nuansa berfikir kritis, dan memiliki tanggungjawab moral yang tinggi.Oleh karena itu PAKEM mencoba menjawab tradisi pembelajaran kita agar lebih maju dan inovatif di lembaga sekolah kita sekarang. Harapan kita sekarang terciptanya lingkungan yang releks, menyenangkan, tidak membuat siswa menjadi stress, aman, menarik dan ragu melakukan kesalahan untuk mencapai keberhasilan yang tinggi.
Semoga telaahan ini dapat kita renungkan bersama dan dilaksanakan sesuai dengan sekolah/madrasah serta manajemen yang handal dan di dukung dengan SDM yang berkualitas...! 


Daftar Pustaka

Jawani Malaw, 2006, ”Makalah Pembelajaran Diklat Wi Rumpun Pendidikan”. Pusdiklat Tenaga Teknis Keagamaan Jakarta.
Nana Syaodih, 2005, “Makalah Kurikulum dan Pembelajaran” Universitas Islam Nusantara Bandung (UNINUS).
Gardner, 1993, “ Multiple Intellegent“ Accses 22 November 2007.
www.edu.kipbipa. Papers.Gardner.doc.
Suryadi, 2007, “ Jurnal Pendidikan “ Accses 4 Desember 2007. www.education.jurnal.doc.

Tidak ada komentar: